INDOKOM NEWS | Pernah merasa pikiranmu seperti jalan tol di jam sibuk—ramai, padat, dan tak pernah berhenti? Atau sering kali tenggelam dalam renungan yang begitu dalam hingga sulit menentukan langkah berikutnya? Jika iya, mungkin kamu termasuk tipe pemikir berat atau overthinker. Yuk, cek beberapa tandanya!
1. Otakmu Tak Punya Tombol “Pause”
Bagi sebagian orang, istirahat berarti diam dan tenang. Tapi buatmu, otak tetap sibuk memproses hal-hal yang sudah atau bahkan belum terjadi. Saat orang lain bisa leyeh-leyeh di sofa, kamu malah sibuk memikirkan “kenapa tadi aku ngomong begitu?” atau “bagaimana kalau nanti salah langkah?”
2. Keputusan Kecil Jadi Drama Besar
Hal sepele seperti memilih menu makan siang bisa berubah jadi debat internal tanpa akhir. Kamu menimbang pro-kontra begitu lama sampai akhirnya... malah nggak pesan apa-apa.
3. Setiap Kalimat Jadi Teka-Teki
Seseorang bilang, “Nggak apa-apa, kok,” dan kamu langsung memutar ulang kata-kata itu di kepala berkali-kali. “Benar nggak ya dia nggak apa-apa?” Padahal bisa jadi memang sesederhana itu—nggak apa-apa.
4. Masa Lalu Seperti Film yang Terus Diputar Ulang
Ada momen tertentu yang terus membayang—kesalahan kecil, kata-kata yang salah ucap, atau keputusan yang dulu kamu sesali. Kamu kerap berpikir, “Andai waktu bisa diulang...” Padahal, yang lalu biarlah berlalu.
5. Masa Depan Jadi Sumber Deg-degan
Belum juga terjadi, tapi kamu sudah menyiapkan berbagai skenario buruk. “Kalau nanti gagal gimana?” “Kalau ditolak gimana?” Akibatnya, kamu sulit menikmati momen sekarang karena terlalu sibuk menghadapi kemungkinan yang belum tentu datang.
6. Saat Dunia Tidur, Pikiranmu Justru Terjaga
Begitu rebahan, otak malah aktif. Semua pikiran menumpuk seperti antrean panjang di pikiranmu—dari hal kecil hingga yang sudah bertahun-tahun lewat. Hasilnya? Mata melek, hati resah.
7. Takut Salah Langkah
Kamu ingin semua hal berjalan sempurna, sampai-sampai ragu memulai apa pun. Rasa takut membuat kesalahan sering kali lebih besar dari keberanian untuk mencoba. Padahal, diam juga kadang jadi bentuk kesalahan tersendiri.
Jadi, Kamu Termasuk?
Kalau sebagian besar poin di atas terasa relate, tenang saja—bukan berarti kamu “aneh”. Memiliki pikiran yang dalam itu istimewa, asal tidak dibiarkan menenggelamkanmu. Belajarlah melepaskan hal-hal yang tak bisa kamu kendalikan, dan izinkan dirimu menikmati “sekarang”.
Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan di dalam kepala sendiri, bukan?
Apakah kamu juga sering terjebak dalam pikiranmu sendiri? **