Advertisement
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro
INDOKOMNEWS.Com | Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, menyerukan dialog dengan Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump melontarkan ancaman keras untuk menembak jatuh pesawat militer Venezuela jika dianggap membahayakan pasukan AS.
Dalam pidato yang disiarkan melalui radio dan televisi nasional, Jumat (5/9/2025), Maduro menegaskan bahwa Caracas selalu membuka pintu untuk perundingan. “Venezuela selalu bersedia untuk bicara, untuk berdialog, tapi kami menuntut adanya rasa hormat,” ujarnya, dikutip dari AFP.
Maduro menambahkan, perbedaan pandangan politik yang selama ini mewarnai hubungan kedua negara tidak seharusnya berujung pada peperangan. “Tidak ada satu pun perbedaan, baik sekarang maupun dahulu, yang dapat membenarkan konflik militer,” tegasnya.
Ancaman Trump Usai Insiden Laut Karibia
Pernyataan Maduro itu muncul setelah Trump, dari Gedung Putih, mengancam akan menembak jatuh jet tempur Venezuela yang mendekati kapal perang AS. “Jika mereka menempatkan kami dalam posisi bahaya, mereka akan ditembak jatuh,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, seperti dilaporkan AFP.
Ancaman ini dipicu insiden Kamis (4/9), ketika dua pesawat tempur Venezuela terbang dekat kapal perusak USS Jason Dunham di perairan internasional Karibia. Pentagon menyebut manuver tersebut sebagai langkah “sangat provokatif.”
Merespons situasi itu, Trump segera mengerahkan 10 jet siluman F-35 ke Puerto Riko. Menurut CNN, pengiriman pesawat tempur itu dikaitkan dengan operasi besar-besaran melawan kartel narkoba yang disebut Washington berhubungan langsung dengan Presiden Maduro.
Tuduhan Kartel Narkoba
Pemerintah AS sejak lama menuduh Venezuela menjadi jalur utama penyelundupan kokain ke Amerika Utara. Trump bahkan menyebut rezim Maduro sebagai aktor utama dalam penyelundupan narkotika yang merenggut nyawa warga AS.
Maduro dituduh mengendalikan jaringan narkoba bernama Cartel de los Soles atau Cartel of the Suns, yang pada Juli lalu telah dimasukkan Kementerian Keuangan AS ke dalam daftar organisasi teroris.
Namun, Maduro menolak tudingan itu. Ia menegaskan negaranya tidak memproduksi kokain dan justru aktif memerangi perdagangan narkoba. “Laporan intelijen yang mereka berikan kepadanya [Trump] tidak benar. Venezuela adalah negara yang bebas dari produksi koka dan kokain, serta berkomitmen memerangi perdagangan narkoba,” tegas Maduro.
Posisi Venezuela dalam Perdagangan Kokain
Menurut The New York Times, Venezuela memang bukan produsen utama kokain. Namun, posisi geografisnya yang berbatasan langsung dengan Kolombia—produsen kokain terbesar di dunia—membuat negeri itu menjadi jalur transit strategis bagi penyelundup menuju pasar global.
Kondisi perbatasan yang luas dan sulit dijaga memberi ruang lebar bagi kelompok kriminal lintas negara. Hal inilah yang dijadikan dasar bagi Washington untuk menekan Caracas dengan operasi militer kontra-narkotika.
Ketegangan Berlanjut
Meski Maduro menawarkan dialog, eskalasi tetap tinggi. Armada kapal perang AS masih beroperasi di Karibia selatan bersama ribuan marinir, sementara Venezuela menyiagakan militernya. Dunia kini menunggu, apakah kedua negara akan memilih meja perundingan atau justru terseret dalam konfrontasi bersenjata yang lebih luas.
Sumber: AFP, CNN, The New York Times
(Vona Tarigan)