masukkan script iklan disini
Roma, 25 September 2025 – Pemerintah Italia mengirim kapal perang ke kawasan Mediterania Timur setelah armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla dilaporkan menjadi target serangan drone saat berlayar menuju Gaza.
Menteri Pertahanan Guido Crosetto menegaskan langkah itu diambil sebagai langkah antisipasi.
“Kapal tersebut sudah dalam perjalanan menuju wilayah itu untuk kemungkinan operasi penyelamatan,” tulis Crosetto di platform X.
Ia menambahkan, dalam negara demokrasi, protes dan bentuk demonstrasi damai harus dihormati jika sesuai hukum internasional dan tanpa kekerasan.
Italia Tekan Israel
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani meminta pemerintah Israel menjamin keselamatan warga Italia yang ikut dalam rombongan kapal. Menurut laporan DW News, ada sekitar 51 kapal yang tergabung dalam konvoi, termasuk aktivis, jurnalis, serta sejumlah politisi oposisi Italia dari kubu sayap kiri.
Meski kabinet sayap kanan Italia selama ini mendukung blokade Israel atas Gaza, Tajani menekankan bahwa Tel Aviv tetap harus mematuhi hukum internasional dan mengedepankan “prinsip kehati-hatian mutlak.”
Israel Keras Kepala
Israel menegaskan tidak akan mengizinkan armada masuk ke zona yang mereka sebut sebagai “wilayah perang aktif.” Kementerian Luar Negeri Israel menuduh peserta flotila memiliki keterkaitan dengan Hamas, dan memperingatkan akan mengambil “segala langkah yang diperlukan” bila kapal tidak bersedia membongkar muatan di pelabuhan Israel.
“Israel tidak akan membiarkan pelanggaran blokade laut yang sah,” tegas pernyataan resmi pemerintah Israel pada Senin lalu.Mereka juga mendesak peserta flotila agar menerima tawaran transfer damai bantuan kemanusiaan, alih-alih memaksa masuk ke Gaza.
Saksi Mata: Diserang Puluhan Drone
Sejumlah saksi di kapal menyebut serangan terjadi di perairan internasional dekat Pulau Gavdos, Yunani. Menurut mereka, belasan drone menembakkan bom kilat, flare peledak, hingga dugaan bahan kimia di udara.
“Setidaknya 12 drone menyerang kami malam itu,” ujar Marikaiti Stasinou, juru bicara March to Gaza Greece.
Meski begitu, Penjaga Pantai Yunani memastikan tidak ada kapal yang mengalami kerusakan serius.
Ini bukan pertama kalinya armada Global Sumud diserang. Dua pekan sebelumnya, rombongan juga melaporkan insiden serupa setelah meninggalkan Tunisia. Otoritas Tunisia membantah keterlibatan dalam serangan itu.
Krisis Kemanusiaan di Gaza
Flotila Global Sumud dibentuk untuk menembus blokade laut Israel atas Gaza, yang diberlakukan sejak sebelum serangan Hamas 7 Oktober 2023 di Israel selatan. Serangan itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya.
Sebagai balasan, operasi militer Israel di Gaza menewaskan puluhan ribu orang dan meninggalkan ratusan ribu lainnya kekurangan pangan, obat-obatan, serta kebutuhan dasar. Sejumlah badan internasional, termasuk PBB, bahkan menyebut kebijakan Israel di Gaza sebagai bentuk genosida modern.
Upaya serupa pada musim panas lalu juga gagal setelah kapal bantuan dicegat militer Israel dan seluruh penumpang dipulangkan. Kini, dengan ketegangan terbaru, Eropa terutama Italia berada di persimpangan sulit: menjaga warganya sekaligus menegosiasikan batas-batas diplomasi dengan Israel.**
(VonaTarigan)